Saturday, February 3, 2018

Simpang Sebidang Dan Tak Sebidang

Pengertian simpang
Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Olehnya itu persimpangan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan khususnya di daerah - daerah perkotaan.
Simpang merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian lalu lintas. Masalah utama yang saling kait mengkait pada simpang adalah :
a)     Volume dan kapasitas, yang secara lansung mempengaruhi hambatan.
b)      Desain geometrik dan kebebasan pandang
c)     Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan
d)     Parkir, akses dan pembangunan umum
e)     Pejalan kaki

f)      Jarak antar simpang
Jenis – jenis simpang
Secara garis besarnya persimpangan terbagi dalam 2 bagian  :
1.      Simpang sebidang.
2.      Simpang tak sebidang

Simpang Sebidang
Simpang sebidang adalah simpang dimana berbagai jalan atau ujung jalan masuk simpang mengarahkan lalu lintas masuk kejalan yang dapat berlawanan dengan lalu lintas lainnya. Pada simpang sebidang menurut jenis fasilitas pengatur lalu lintasnya dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian :
1.     Simpang bersinyal (signalised intersection) adalah persimpangan jalan yang pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati persimpangan secara bergilir.
2.     Simpang tak bersinyal (unsignalised intersection) adalah pertemuan jalan yang tidak menggunakan sinyal pada pengaturannya.

Gambar Simpang Sebidang

Simpang Tak Sebidang

Sedangkan simpang tak sebidang, sebaiknya yaitu memisah-misahkan lalu lintas pada jalur yang berbeda sedemikian rupa sehingga simpangjalur dari kendaraan-kendaraan hanya terjadi pada tempat dimana kendaraan-kendaraan memisah dari atau bergabung menjadi satu lajur gerak yang sama. (contoh jalan layang), karena kebutuhan untuk menyediakan gerakan membelok tanpa berpotongan, maka dibutuhkan tikungan yang besar dan sulit serta biayanya yang mahal. Pertemuan jalan tidak sebidang juga membutuhkan daerah yang  luas serta penempatan dan tata letaknya sangat dipengaruhi oleh topografi. Adapun contoh simpang susun disajikan secara visual pada gambar berikut.
Gambar Simpang Tak Sebidang

 
Volume Lalu Lintas (Q)
Volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dari suatu segmen jalan dalam satu satuan waktu (hari,jam,menit).  Jumlah kendaraan dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar lajur adalah :

Lalu Lintas Harian Rata-rata
Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari. Dari cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis lalu lintas harian rata-rata yaitu lalu lintas harian  rata-rata  tahunan  (LHRT)  dan lalu lintas harian  rata-rata  (LHR). 
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh.
                  LHRT = Jumlah Lalu Lintas Dalam 1 Tahun / 365
Untuk dapat menghitung  LHRT haruslah tersedia data jumlah kendaraan  yang terus menerus selama 1 tahun penuh. Mengingat akan biaya yang diperlukan dan membandingkan  dengan  ketelitian  yang  dicapai  serta  tak  semua  tempat  di Indonesia mempunyai data volume lalu lintas selama 1 tahun, maka untuk kondisi tersebut dapat pula dipergunakan satuan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR).

Predikisi Lalu Lintas
Peramalan lalu lintas menggunakan metode exponential sbb :
                     LHRT n = LHRT to (1 + i )n
                     Dimana :
                     LHRT  n = Perkiraam/peramalan lalu lintas ke-n
                     i              = angka pertumbuhan lalu lintas
                     n             = umur prediksi
Komposisi Lalu Lintas dan prosentase LHR pada jam puncak
Komposisi lalu lintas terdiri dari kendaraan ringan (KR), kendaraan berat (KB) dan sepeda motor (SM) yang biasanya diperoleh dari survey pencatatan lalu lintas (traffic counting) selama 24 jam dalam 3 hari.

Sedangkan nilai prosentase jam puncak (k) dapat diambil 8 – 12 % dan faktor jam puncak – peak hour faktor (PHF) adalah 0,9-0,95.

Volume jam perencanaan (VJP)
Lalu lintas yang digunakan pada perencanaan dan perancangan adalah volume jam perencanaan (VJP) dengan rumus :
VJP = k (LHRTn)/PHF (kend/jam/2arah)
Untuk satu arahnya diambil split 50/50
VJP = 0,5 x k (LHRTn)/PHF (kend/jam)


Marka Jalan
Definisi Marka Jalan
Marka jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol, angka, hurup atau tanda-tanda lainnya yang digambarkan. Marka  jalan  berfungsi  sebagai  penuntun/pengarah  pengemudi  selama  per jalanan.
Warna marka jalan umumnya putih terdiri dari :
·           Marka garis;
·           Marka huruf;
·           Marka simbol;
Pemakaian warna marka jalan selain warna putih harus sesuai petunjuk/ ijin Pembina Jalan. Adapun bagian dari marka jalan adalah sebagai berikut :
·     Zebra cross  
      Zebra cross selalu dibuat  bersama-sama  Garis  Stop  dengan   daerah  penempatan terutama pada 
Gambar Zebra Cross

Gambar Ketentuan Ukuran Zebra Cross
Sumber Bina Marga 1990
·  Marka Pengarah Jalur
    Terutama dipakai pada pertemuan jalan dengan tanda gambar adalah tanda panayang terdiri dari Panah Awal dan  Panah Akhir.
 Gambar Marka Pengarah Jalur


Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka bahan harus terbuat dari material yang reflektif (memantulkan cahaya).
Adapun beberapa rambu yang digunakan dalam perencanaan persimpangan sebidang tersebut yaitu :



1.     Rambu Larangan Parkir
Rambu ini merupakan contoh rambu untuk  memberitahukan pengendara bahwa ada larangan untuk memarkir kendaraan pada tempat yang sudah diberikan tanda.  

Gambar Rambu Larangan Parkir


2.      Rambu Larangan Berhenti
Rambu ini merupakan rambu peringatan untuk  memberitahukan pengendara bahwa ada larangan untuk memberhentikan kendaraan pada jalur yang sudah diberi tanda.
Gambar Rambu Dilarang Berhenti


3.     Rambu Lampu Pengatur Lalu Lintas
Rambu ini merupakan rambu peringatan untuk memberitahukan pengguna jalan bahwa akan ada rambu lampu pengatur lalu lintas atau trafficlight didepan pengguna jalan.
Gambar Rambu Pengatur Lalu Lintas


4.     Rambu Penyebrangan
Rambu perintah terebut memberitahukan kepada pengguna jalan bahwa wilayah dekat rambu tersebut merupakan tempat penyebrangan jalan.

Gambar Rambu Penyebrangan










3 comments: